Oknum Perwira Polisi Diduga Intimidasi Jurnalis Saat Liput Eksekusi lahan Akso Dano

SWARAJAMBI.ID, MUAROJAMBI- Eksekusi lahan Akso Dano di Kelurahan Sengeti, Kecamatan Sekernan, berdampak negatif bagi jurnalis yang tengah meliput. Pasalnya, satu diantara anggota polisi berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) di Polres Muarojambi ada yang tidak senang dengan aksi jurnalis yang meliput aksi penolakan  ahli waris terhadap lapangan Akso Dano yang akan dipasang palang aset milik negara oleh Pemkab dan Kejaksaan Negeri Muarojambi, Kamis (30/9/2021). 

Dari tengah keramaian masyarakat menyaksikan kejadian itu, oknum perwira tersebut mengabit-ngabitkan tangan dari atas trotoar sembari melompat untuk mendekati jurnalis.

Setelah mendekat,  ia menyepikan jurnalis tersebut dan menanyakan dengan nada tidak mengenakan. Kejadian itu dialami wartawan lokal, Hasbi.

Kebetulan Hasbi sedang mengambil merekam suasana di lapangan, sehingga terdengar suara  perwira tersebut. Tanpa wajahnya kelihatan.

"Kamu dari mana," tanyanya. Hasbi menjawab dari tribun. 

"Tapi kau ambil- ambil foto tidak koordinasi," katanya sembari membawa Hasbi  ke tempat sepi berjarak 3 meter dari keramaian.

Video ditangan Hasbi masih kondisi merekam. Namun anggota polisi itu minta dimatikan rekamannya.

Hasbi mencoba memberikan tanggapannya. Tetapi anggota polisi itu bersikeras minta video rekaman siaran langsungnya untuk dimatikan.

"Kamu matikan itu," pintanya.

"Ini sedang siaran langsung, bang," kata Hasbi. 

Tidak sempat berbicara lagi, perwira itu bersikeras minta dimatikan rekamannya, "Kau kau matiin dulu baru bercerita," kata perwira polisi itu.

Saat  disepikan kondisi video tidak merekam, polisi itu menanyakan, "Kenapa kamu soroti anggota saya." 

Kembali Hasbi menjawab, "Bukan soroti anggotanya bang, melainkan  ambil suasana kejadian di lapangan Akso Dano."

Dikonfirmasi Hasbi membenarkan kejadian yang dialaminya itu. "Semuanya terekam,  ada videonya," katanya.

Sebenarnya kejadian yang terjadi di lapangan Akso Dano bukanlah wilayah privat atau tertutup untuk diliput. Bahkan yang mengabadikan gambar maupun yang merekam (video) dipastikan banyak. Bukan  jurnalis saja.(*/sj)