Terapkan PTM Terbatas, Martunis : Masih Ada Sekolah Belum Jalankan Prokes

SWARAJAMBI.ID, KUALATUNGKAL – Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tingkat sekolah dasar dan menengah pertama  di Tanjab Barat mulai digelar. Belajar tatap muka terbatas ini sudah disiapkan jauh-jauh hari dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. 

Sejumlah guru tampak berjaga di pintu gerbang sekolah, mengawasi siswa yang tidak menggunakan masker. Pada hari pertama, tidak ditemukan siswa yang melanggar prokes. Mereka langsung diarahkan mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan tak jauh dari gerbang sekolah.

Pihak sekolah sudah menyiapkan satu tempat cuci tangan, meja dengan hand sanitaizer, dan tissu, serta tempat sampah. Sitiap warga sekolah, sebelum masuk pun dilakukan cek suhu tubuh. 

"Dalam PTM ini, sekolah harus mempersiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan, seperti alat cuci tangan, masker, dan mengecek suhu tubuh untuk masuk ke sekolah hingga pembatasan jumlah siswa diruangan," jelas Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kualatungkal, Fauzan Nazri.  

Siswa yang masuk ke ruangan kelas harus setengah dari jumlah siswa di kelas dengan durasi waktu belajar selama 1 jam. Sementara ini, tidak ada jadwal olahraga dan istirahat di luar ruangan. Hal itu dilakukan agar tidak ada kontak antar siswa.

"Mata pelajaran disingkatkan dan siswa yang boleh masuk ke kelas hanya setengah dari jumlah murid yang di kelas. Di dalam kelas kursi siswa diberi jarak 1,5 meter. Istirahat dan pelajaran olahraga di luar ruagan ditiadakan," tegasnya.

Selain menerapkan protokol kesehatan, siswa harus menunjukan surat izin dari orang tua atau wali murid mengikuti pembelajaran tatap muka. Selai itu, orang tua juga harus bersedia memantau kondisi kesehatan siswa dan memberikan informasi kepada sekolah jika saja gejala-gejala demam atau sebagainya “Itu dibuktikan dengan surat ditandatangi wali murid,” jelasnya.  

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tanjab Barat melakukan evaluasi terhadap penerapan belajar tatap muka. Dari temuan di lapangan, masih ada sekolah belum sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan.  "Terutama dalam hal implementasi penerapan prokes pembelajaran tatap muka terbatas ini, masih ada guru yang datang tidak sesuai dengan waktunya sehingga anak-anak sudah datang di sekolah prokes tidak dijalankannya," ungkap Kepala Disdikbud Tanjab Barat, Martunis M. Yusuf, Selasa (7/9/2021). 

Selain itu, Martunis menyayangkan sarana dan prasarana protokol kesehatan di sekolah-sekolah belum seratus persen dilengkapi. Menurutnya, pihak sekolah seakan menyepelekan kegiatan belajar tatap muka secara terbatas ini. Padahal di situasi pendemi kesehatan murid prioritas dalam proses belajar mengajar.

"Kita juga melihat alat-alat prokes masih ada kekurangan seperti spanduk himbauan, alat cuci tangan, sabun, tisu ada yang belum terisi air tabungnya dan kemudian diruang kelas juga masih ada penempatan kursi yang tidak sesuai arahan kita. Alat-alat kebersihan kurang proporsional dan berpotensi mengundang anak-anak menjadi berkumpul maupun berkontak fisik, nah ini yang menjadi kekhwatiran kita," tandasnya. (*/sj)