BKSDA Sebut Malnustrisi Kronis Penyebab Harimau Yang Terkam Warga Merangin Tewas di TPS

SWARAJAMBI.ID, JAMBI -- Tewasnya Harimau Sumatera yang tengah menjalani rehabilitasi di kandang Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi di Mendalo akhirnya terungkap penyebabnya. Predator hutan tersebut tewas akibat malnustrisi kronis. Kini  bangkai harimau berjenis kelamin betina berusia kurang lebih 10 tahun itu sudah dimusnahkan dengan cara dibakar.

"Setelah diperiksa atau dilakukan nekropsi (bedah bangkai), dan diambil beberapa jenis organ tubuh harimau untuk diteliti guna memastikan penyebab kematiannya. Bangkainya kita bakar guna menghindari hal negatif nantinya," kata Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh,  Rabu (3/11/2021).

Diketahui malnutrisi kronis berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah (kimia dan hematologi). Yang hasilnya  harimau alami anemia berat, (gambaran Hb 5,81 gal, normalnya 8-15 g/dl), dehidrasi yang sangat berat. Dari hasil pemeriksaan nekropsi (bedah bangkai) menunjukkan beberapa perubahan yang signifikan seperti membran mukosa yang pucat, mata yang sangat cekung , konjungtiva pucat, organ lambung hingga usus yang mengalami perlukaan, masa otot/daging yang sangat tipis dan satwa mengalami patah tulang (fraktur obligue humerus dektra) sehingga menyulitkan satwa dalam berburu makanan/mangsa.

"Untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian harimau ini, kami akan mengirimkan sampel organ tubuh harimau ke laboratorium Pusat Study Satwa Primata (PSSP)," kata Rahmad Saleh.

Kondisi satwa saat pertama masuk di Tempat Penyelamatan Satwa Balai KSDA Jambi disebut Saleh dalam kondisi yang sangat buruk (kurus kering), malnutrisi, letargi, dan nafsu makan buruk. Terlihat kaki kanan depan membengkak dan tidak digunakan untuk berjalan.

"Kita juga sudah melakukan tindakan medis oleh tim medis Balai KSDA Jambi dipimpin oleh drh Yuli Akhmal dan drh Zulmanudin bersama dengan drh Sugeng Dwi Hastono dari Amanah Veterinary Services, Lampung. Berupa pembiusan untuk pemeriksaan fisik, pengambilan sampel darah dan feses hasil pemeriksaan sampel feses ditemukan telur cacing Cooperia sp," terangnya.

"Kami berterima kasih kepada para pihak yang terlibat dalam penyelamatan satwa Harimau Sumatera mulai dari evakuasi, perawatan sampai dengan nekropsi. Masyarakat desa setempat, Kepolisian, Kodim Bangko, BBTNKS, KPA Merangin, FZS, ICA Cabang Jambi dan terutama FFI selaku mitra kami yang telah mensuport banyak dalam penanganan harimau mulai dari verifikasi, evakuasi hingga penanganan medis selama ini," imbuhnya.(*/sj)