Gegara Tak Tepuk Tangan, Gubernur Edy Jewer dan Usir Pelatih Biliar Saat Kasih Bonus

 

SWARAJAMBI.ID -- Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi  menjewer dan mengusir pelatih biliar kontigen asal Sumut, Coki Aritonang saat acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX. Penyerahan bonus ini diselenggarakan di rumah dinas Gubernur Sumut di Kota Medan pada Senin (27/12/2021).

Video aksi Edy menjewer dan mengusir Coki itu beredar cepat di sejumlah grup Whatsapp. Video berdurasi 2 menit dan 59 detik.

Peristiwa tersebut berawal saat Gubernur Edy memberikan kata sambutan. Beberapa kali, sambutan Edy diiringi tepuk tangan peserta yang hadir di lokasi.

Hingga Edy melihat Coki tak ikut bertepuk tangan. Pasalnya, Coki tidur saat Edy  tengah memberikan motivasi kepada atlet dan pelatih yang hadir.

Edy sempat memanggil Coki karena tak ikut tepuk tangan. Coki dipanggil Edy untuk naik ke atas podium. 

"Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa nggak tepuk tangan," tanya Edy sembari menunjuk ke arah Coki.

Coki berdiri dari kursinya dan maju ke depan. Ia sempat berada di samping Gubernur Edy di podium. Ia bertanya kepada pelatih dari atlet mana.

"Atlet apa kau," tanya mantan Pangdam I Bukit Barisan kepada Coki lagi.

Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar. "Tak cocok jadi pelatih ini," ujar Edy.

Kemudian, Edy juga menjewer kuping Coki. Aksi orang nomor satu di Sumut itu, disambut gelak tawa yang hadir dalam acara tersebut.

Diduga Edy mempermalukannya, Coki tampak turun dari podium. Dia pun meninggalkan Edy dan berlalu begitu saja. Sontak Gubernur Edy tampak emosi dengan nada keras menyampaikan agar Coki sebaiknya pulang.

"Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," cetus Edy.

Edy juga menginstruksikan Dispora Sumut dan KONI untuk mengevaluasi pelatih tersebut.

"Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," sebut Edy.

Edy juga mempersilakan kepada atlet yang ingin mengikuti Coki keluar dari rumah dinas Gubernur. "Yang tak mau, berdiri, keluar," kata Edy.

Dalam acara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan bonus kepada altet berprestasi di PON sebesar Rp 11,1 miliar. Edy menyebutkan, ini merupakan penghargaan atas perjuangan para atlet yang telah mengharumkan nama Sumut di level nasional.

“Totalnya Rp11,1 miliar, ini uang menggunakan uang rakyat. 15 juta rakyat Sumut memberikan bonus ini melalui APBD kepada atlet yang berprestasi mengharumkan daerahnya. Jadi, kita harus pertanggung jawabkan ini,” kata Edy dalam keterangan tertulis.

Ada 148 orang yang mendapat bonus tersebut, yakni para atlet dan pelatih dari cabang olahraga peraih medali di PON Papua. 

Sumut sendiri meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu pada ajang yang berlangsung Oktober lalu itu.

Masing-masing atlet peraih medali emas mendapatkan bonus sebesar Rp250 juta, perak Rp125 juta dan perunggu Rp75 juta. Sedangkan, pelatih yang atletnya meraih medali emas mendapat bonus Rp100 juta. Lalu, Rp 75 juta perak dan Rp50 juta perunggu.(*/sj)