Iran Sukses Tembakkan 16 Rudal Balistik saat Latihan Militer

SWARAJAMBI.ID --  Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran sukses menembakkan 16 rudal balistik pada penutupan lima hari latihan militer. Kantor berita resmi IRNA melaporkan bahwa nama-nama rudal yang ditembakkan selama latihan militer di selatan negara itu adalah Emad, Ghadr, Sejjil, Zalzal, Dezful dan Zolfaghar. Jangkauannya bervariasi antara 350 km dan 2.000 km (220-1.250 mil).

Rudal tersebut berhasil mencapai satu target pada saat yang sama dengan 10 drone secara bersamaan mencapai target mereka. 

Hal itu dikatakan para jenderal Iran  sebagai peringatan bagi musuh bebuyutan mereka, Israel.

TV pemerintah menunjukkan peluncuran rudal di padang pasir. "Latihan ini dirancang untuk menanggapi ancaman yang dibuat dalam beberapa hari terakhir oleh rezim Zionis," kata kepala staf angkatan militer Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri kepada televisi pemerintah.

“Enam belas rudal membidik dan memusnahkan target yang dipilih. Dalam latihan ini, sebagian dari ratusan rudal Iran yang mampu menghancurkan negara yang berani menyerang Iran dikerahkan,” tuturnya menambahkan seperti dilansir dari Al Jazeera pada Minggu (26/12/2021).

Latihan militer yang dijuluki Payambar-e-Azam, dimulai pada hari Senin di Provinsi Bushehr, Hormozgan dan Khuzestan, yang masing-masing menyentuh Teluk.

"Latihan militer ... adalah peringatan serius bagi pejabat rezim Zionis. Buat kesalahan sekecil apa pun, kami akan memotong tangan mereka," kata kepala IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami.

Latihan itu dilakukan setelah penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada hari Rabu di tengah penentangan Israel terhadap upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.

Bennett menuduh Iran melakukan "pemerasan nuklir" dan menuduh bahwa pendapatan yang diperolehnya dari keringanan sanksi akan digunakan untuk memperoleh senjata untuk menyakiti orang Israel.

Para pemimpin Israel juga telah mengisyaratkan untuk menyerang Iran.

Iran mengatakan hanya ingin mengembangkan program nuklir sipil, tetapi kekuatan Barat mengatakan stok uranium yang diperkaya dapat digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir.

Mantan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir dan menerapkan kembali sanksi berat terhadap Iran pada 2018.

Teheran sejak itu mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen langkah teknis singkat dari 90 persen yang dibutuhkan untuk membuat bom atom.(*/sj)