Melawan Gubernur Edy, 60 Pengacara Bela Coki Tempuh Jalur Hukum

Pelatih Biliar Coki Bersama Pengacaranya.

SWARAJAMBI.ID – Kasus pelatih biliar Khoiruddin Aritonang alias Coki yang dijewer Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi berlanjut. Sebanyak 60 pengacara tergabung dalam Advokat Menolak Arogansi Sumatera Utara menyatakan siap ikut membela dan jadi kuasa hukum pelatih biliar Coki. Para pengacara itu siap bela Coki yang dijewer dan dipermalukan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

"Kami dari pihak Khoiruddin Aritonang dan kami para advokat tergabung dalam advokat menolak arogansi Sumatera Utara. Kurang lebih 60 pengecara dari kawan-kawan atas simpati dan empati terhadap beliau. Ikut bergabung bersama kami," kata Ketua Tim, Teguh Syuhada Lubis kepada wartawan.

Teguh menjelaskan langkah-langkah  hukum yang akan dilakukan pertama menyampaikan surat somasi kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. Upaya itu telah dilakukan pada Kamis (30/12/2021) siang, sekitar pukul 13.00 WIB.

"Kami mengharapkan Pak Edy menyampaikan permohonan maaf. Bukan memberikan pembenaran terkait hal ini. Minta maaf kepada Aritonang dan keluarganya. Kami memberikan waktu 1x24 dari waktu surat ini terima," jelas Teguh.

Teguh mengungkapkan tenggat waktu hingga Jumat (31/12/2021), tepat pukul 13.00 WIB. Namun, jika tak kunjung menyampaikan permohonan maaf secara terbuka maka Coki dan tim kuasa hukumnya akan membuat laporan ke Polda Sumut. 

"Kemudian, secara normal kami akan menyampaikan laporan ke polisian. Kami yakin percaya penegakan hukum ada di negeri, terutama di Sumut ini," kata Teguh.

Teguh menjelaskan dasar hukum dapat mempidanakan mantan Pangkostrad itu, yakni Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik dan Undang-undang 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia.

Teguh mengatakan pihaknya siap membela Coki untuk memberikan pembelajaran kepada Edy Rahmayadi agar bisa memperbaiki cara berkomunikasi dan interaksi. Menurut dia, kliennya Coki mengalami sakit hati dan kecewa atas sikap Edy.

"Kami dari advokat, masyarakat dan profesi merasa kecewa dan sakit hati. Kemudian, kami duga mempermalukan yang hari ini menimbulkan traumatik terhadap bang Coki dan keluarga. Ini kami merasa miris," sebut Teguh.

Sebelumnya, Aksi Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi jadi sorotan karena menjewer dan mengusir pelatih biliar, Coki saat penyerahan bonus untuk atlet dan pelatih peraih medali di PON XX Papua.

Video aksi Edy itu viral dan tersebar di pesan beruntun grup WhatsApp kalangan wartawan di Kota Medan. Sebelum menjewer dan mengusir Coki, terlihat Edy memberikan motivasi kepada para atlet Sumut. Kalimat motivasi Edy direspons riuh tepuk tangan dari para atlet dan pelatih.

Lantas, Edy sempat memanggil Coki karena tidak ikut tepuk tangan. Edy memanggil dirinya naik ke atas podium. 

"Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan," sebut Edy sembari menunjuk ke arah Coki.

Coki berdiri dari kursinya dan maju ke depan. Ia sempat berada di sampingnya Edy.

Ia kemudian bertanya kepada Coki. "Atlet apa kau," tanya Edy.

Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar. Edy pun merespons jawaban Coki. "Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy.

Kemudian, Edy juga menjewer kuping pelatih itu. Aksi orang nomor satu di Sumut itu, disambut gelak tawa yang hadir dalam acara tersebut.

Dinilai mempermalukan dirinya, Coki turun podium dan meninggalkan Edy di podium begitu saja. Sontak Gubernur Edy tampak emosi dengan melontarkan nada keras.

"Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," kata Edy.

Edy juga menginstruksikan Dispora Sumut dan KONI Sumut untuk mengevaluasi pelatih tersebut.

"Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," sebut Edy.

Edy juga mempersilakan kepada atlet yang ingin mengikuti Coki keluar dari rumah dinas Gubernur. "Yang tak mau, berdiri, keluar," kata Edy.(*/sj)