Waspada! Total Kasus Omicron  di Tanah Air Sudah 19 Kasus

SWARAJAMBI.ID -- Kasus Omicron  di Tanah Air kini sudah ada 19 kasus. Semuanya  merupakan  imported  case atau kasus impor. Yaitu berasal dari pelaku perjalanan internasional yang baru kembali dari Turki, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan pemerintah  sudah melakukan antisipasi supaya Omicron yang sudah diidentifikasi di Indonesia tidak menyebar dan meluas di masyarakat.

"Pemerintah telah minta masyarakat untuk tidak berpergian ke luar negeri, untuk memblokir masuknya virus Omicron lebih luas lagi ke Indonesia,” katanya, Minggu (26/12/2021).

Nadia mengatakan, varian Omicron sudah mulai mendominasi dengan peningkatan kasus di beberapa negara seperti di Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat. Kata dia, kasus Omicron mulai meningkat disertai dengan pola meningkatnya kasus di negara-negara tersebut.

“Mari, semuanya sama-sama ikut andil dalam upaya pengendalian transmisi varian Omicron,” ajak Nadia.

Berdasarkan data di Afrika Selatan, Nadia menjelaskan, sifat Omicron sangat cepat menular. Sehingga, kata dia, jumlah kasus yang akan tertular akan meningkat dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang cepat.

“Oleh karena itu, semua orang harus tetap waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) di manapun berada,” imbau dia.

Nadia juga mengingatkan Pemerintah Daerah; provinsi dan kabupaten/kota agar bekerja sama dengan semua pihak untuk terus memantau kasus Omicron. Terutama, kata dia, bila ada potensi klaster-klaster ataupun adanya kasus reinfeksi atau kasus dengan riwayat vaksinasi sebelumnya.

“Ini dimaksudkan agar segera dilakukan investigasi kajian dan pelacakan kasus untuk menilai apakah ada keterkaitan dengan varian baru atau tidak,” kata Nadia.

Selain itu, Nadia juga meminta seluruh masyarakat tidak bepergian sementara waktu dan menunda perjalanan ke luar negeri. Apalagi, kata dia, di tengah suasana libur Natal dan Tahun Baru, penting untuk saling menjaga satu sama lain.

“Kesadaran diri untuk tidak bepergian terlebih dahulu harus dilakukan,” kata Nadia.(*/sj)