Selewengkan Rp 34 Miliar Dana CSR Boeing, 4 Petinggi ACT Resmi Jadi Tersangka

SWARAJAMBI.ID – Penyidikan penyelewengan dana oleh Yayasan Aksi Cepat Tanggap atau ACT yang dilakukan Bareskrim Polri menemui titik terang. Bareskrim Polri menemukan dugaan penyelewengan dana oleh Yayasan Aksi Cepat Tanggap atau ACT dalam menggunakan uang donasi dari Boieng kepada ahli waris korban kecelakaan Lion Air JT-610. Penyelewegan dan CSR tersebut senilai Rp 34 miliar.

“Program yang sudah dibuat oleh ACT, kurang lebih Rp 103 miliar, dan sisanya Rp 34 miliar digunakan tidak sesuai peruntukannya,” kata Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Kombes Helfi Assegaf dalam jumpa pers di Mabes Polri, kemarin.

Kombes Helfi mengatakan penyelewengan dana CSR tersebut digunakan untuk pengadaan truk lebih kurang Rp 10 miliar, program big food bus setidaknya Rp 2,8 miliar, pembangunan pesantren kurang lebih Rp 8,7 miliar.

Selain itu dana yang diselewengkan digunakan untuk koperasi syariah 212 sekitar Rp 10 miliar, dana untuk talangan CV CUN Rp 3 miliar. “Selanjutnya, dana talangan untuk PT MBGS Rp 7,8 miliar, sehingga total semuanya Rp 34.573.069.200,” ujar Helfi.

Helfi mengatakan penyidik Bareskim turut menemukan dana yang diselewengkan diperuntukan sebagai gaji pengurus ACT. Oleh karena itu, kata dia, Bareskrim melakukan rekapitulasi.

“Ini sekarang sedang dilakukan rekapitulasi dan menjadi tindak lanjut kami yang tadi disampaikan, akan dilakukan audit, selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan PPATK,” ujar dia, dikutip tempo.co.

Empat petinggi yayasan ACT telah ditetapkan tersangka oleh penyidik Bareskrim Polri Senin, 25 Juli 2022, pukul 15.50 WIB. Keempat petinggi tersebut adalah Ahyudin selaku Pendiri dan mantan Presiden ACT, Ibnu Khajar selaku Presiden aktif ACT, Ketua Pembina Yayasan ACT Novariadi Imam Akbar, dan Pengurus/Senior Vice President Operational Global Islamic Philantrophy Heryana Hermain.(*/sj)