2060, Target Net Zero Emission Harus Tercapai


 SWARAJAMBI.ID, JAMBI - Pemerintah terus berupaya mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 mendatang. Terkait hal itu,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jambi, menyatakan banyak perusahaan di Jambi bisa membantu capaian target tersebut.

Kepala OJK Jambi, Yudha Nugraha Kurata mengatakan, banyak berbagai perusahaan yang dapat mendukung dalam capaian target tersebut.

Antara lain, perusahaan bergerak di sektor pengelolaan kelapa sawit, kayu, karet, teh, hasil laut, tambang batu bara, hingga perkebunan. 

“Dalam mendukung pemenuhan Net Zero Emission, perusahaan-perusahaan di Jambi dapat bertransaksi di Bursa Karbon," kata dia.

"Dengan harapan bisa mendukung target penuranan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan pada 2060 mencapai target Net Zero Emission,” tambahnya.

Hal ini diungkapkan Yudha, pada seminar Nasional Pengurangan GRK dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia, Senin (18/9) pagi tadi. 

Dia pun meminta dukungan semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha, dan komponen masyarakat untuk mencapai impian tersebut. 

Yudha juga berharap adanya pemahaman lebih lanjut mengenai mekanisme dan aturan terkait perdagangan karbon di Indonesia.

Terutama yang dilakukan entitas usaha, maupun pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 

"Dukungan dan kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku industri, stakeholders yang dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan dan keletarian hidup melalui perdagangan karbon di Indonesia," jelasnya.

Untuk diketahui, Pemerintah akan meluncurkan Bursa Karbon pada 26 September 2023 mendatang. Yang dimaksud, bursa Karbon adalah sistem yang mengatur perdagangan karbon. 

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menjelaskan, tujuan bursa karbon adalah mendorong pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Di mana, secara efisien dan ekonomis, dengan memperkenalkan insentif keuangan untuk mengurangi polusi.

Artinya kata dia, semua proses yang mendukung keberhasilann dari perdagangan karbon melalui Bursa Karbon dari hulu hingga perdagangan yang berhasil baik akan resmi dimulai.

"Seperti penyiapan kegiatan, penyiapan unit karbon, segala bentuk registrasi, verifikasi, sertifikasi, pembuktiaan keabsahan hingga perdagangan dan bagaimana menjaga perdagangan berhasil dengan baik," kata dia.

Hal ini diungkapkan Mahendra Siregar dalam Seminar Nasional dengan tema Pengurangan Emisi GRK dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia di Jambi, Senin (18/9/2023).

"Dan hasilnya bisa kembali direinvestasikan kepada upaya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup," sebutnya.

"Dan dalam konteks mengurangi emisi karbon kita mulai. Itu adalah rencana dalam minggu depan," timpalnya.

Namun secara paralel, dia menuturkan, secara bersama-sama semua pihak harus meningkatkan diri terhadap pemahaman, pengetahuan dan kapasitas untuk membentuk ekosistem tersebut.

Adapun pemilihan provinsi dan kota untuk menyelenggarakan seminar dan mengimplementasikan Bursa Karbon, seperti Surabaya, Balikpapan, Makassar, Medan, dan Jambi.

Alasannya yakni, karena terbukti menjadi salah satu daerah dengan sumber alam yang dapat mengurangi emisi karbon yang bisa langsung dimaterialisasikan.

"Baik yang saat ini sudah dilakukan dengan dukung semua pihak maupun industri, kerja sama dengan universitas, asosiasi dan stakeholder," ujarnya.

Adapun seminar ini digelar pada 18-19 September 2023 di Swiss-Belhotel Jambi. Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara berkompenten dari pemerintah, BUMN hingga swasta. (*)



Penulis: Rijal