Petani KJA Desa Olak Rugi Miliaran Rupiah, Bantuan Pemkab Batanghari Ditunggu

Kerambah milik petani KJA Desa Olak yang hancur akibat diterjang arus Sungai Batanghari.

———————

SWARAJAMBI.ID, MUARABULIAN – Para petani kerambah jaring apung (KJA) di Desa Olak, Kecamatan Muarabulian, harus menelan pil pahit di awal tahun 2024 ini. Kerambah yang berisikan ribuan ikan yang mereka jaga dan dirawat tersebut hancur. Bahkan sebagiannya ada yang hanyut terbawa arus sungai Batanghari. Padahal, ikan yang mereka budi dayakan sebentar lagi sudah bisa dipanen. Akibat kejadian tersebut para petani kerambah jaring apung mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

Perwakilan petani KJA Desa Olak, Adison mengatakan tidak bisa panen lagi. Semuanya  lepas terbawa arus deras sungai.

"Kami hanya melihat kerambah yang hancur. Yang masih tersisa," ujar ketua kelompok Budi Daya Ikan (Podakan) Malako Intan Desa Olak ini.

Adison mengungkapkan  Podakan Malako Intan mempunyai 17 anggota. Yang mana setiap anggota mempunyai  12 kerambah apung. Jadi total seluruhnya ada sebanyak 192 kerambah.

"Bisa kami tafsir dan hitung total dari kerugian kami ini. yakni Rp. 4.524.490.000, dengan estimasi setiap kerambah isinya yang siap panen satu ton dikalikan  192 kerambah. Kemudian dikali harga ikan, minimal 30 ribu  rupiah per kilo jenis ikan yang ada pada kerambah kami," terangnya. 

"Kerugian kami sangat besar, miliaran. Habis semuanya," sambungnya. 

Adison menceritakan kejadian yang telah merugikan Podakan Maloka Intan tersebut.  Ratusan  keramba diketahui hancur dan hanyut pada Jum’at (12/1/2024) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Keramba-keramba tersebut ditemukan hanyut hingga ke aliran sungai Desa Kubu Kandang, Kecamatan Pemayung. 

"Kejadiannya begitu cepat. Saat kejadian, semua masyarakat sedang pulas tidurnya. Hanya beberapa orang yang tahu akan kejadian ini. Kami tidak bisa berbuat banyak  saat itu. Kami akhirnya pasrah," kata Adison. 

Babinkamtibmas  Desa Olak dari Polsek Muarabulian, Marihot membenarkan semua kejadian yang dialami Podakan Maloka Intan. Ia menambahkan banyak kerambah yang hanyut, kemungkinan disebabkan  patahnya tiang penyangga kerambah yang tidak kuat  menahan derasnya arus sungai Batanghari. Yang saat kejadian debit air sungai Batanghari lagi naik. 

"Kan musim penghujan. Semua desa yang dekat Sungai Batanghari banjir, termasuk Desa Olak ini," kata Marihot. 

Pada kesempatan yang sama Kepala Desa Olak Muzakir menuturkan sesudah kejadian, paginya Sekda  Kabupaten Batanghari M Azan datang bersama rombongan. Langsung menuju  lokasi kejadian.

"Beliau ikut prihatin dengan kejadian yang disebabkan  alam ini. Beliau juga meminta kepada semua kelompok masyarakat yang punya usaha kerambah apung agar tetap diberi kesabaran," kata Muzakir. 

Sekda, sambungnya, akan  melakukan koordinasi kepada instasi terkait untuk memecahkan masalah yang dialami warganya.

"Saya atas nama masyarakat Olak khususnya masyarakat yang kerjanya sehari -hari  dari usaha kerambah apung, berharap  pemerintah kabupaten Batanghari memberikan bantuan berupa kerambah atau bibit ikan yang baru. Termasuk pakan ikannya. Ini agar masyarakat saya bisa bangun lagi dan bersemangat lagi untuk memulai usaha kerambah. Memang mata pencaharian sehari hari mereka," kata Muzakir. 

"Kalau bisa pemerintah kabupaten juga membuat tiang sanggah yang baru untuk kerambah mereka. Kami harap cepat terealisasikan sehingga mereka kembali bekerja," pungkasnya.(*)



Penulis: Edwardi