Februari 2024, Inflasi Kota Jambi 0,24 Persen

SWARAJAMBI.ID, JAMBI – Kondisi inflasi Month to Month (MTM) pada Februari lalu berada pada angka 0,24 persen. Jika dibandingkan dengan bulan Januari lalu, angka tersebut lebih rendah. Terjadi penurunan dari 0,68 persen menjadi 0,24 persen.

Sementara Inflasi Year on Year (YoY) Kota Jambi bulan Februari 2024, diketahui sebesar 3,15 persen. Angka ini juga terbilang rendah, jika dibandingkan dengan inflasi YoY pada Februari tahun 2023 lalu, yang tercatat sebesar 6,83 persen. Sementara untuk tingkat inflasi Year to Date (YtD), sebesar 0,92 persen.

"Pada bulan Februari 2024, tercatat Kota Jambi mengalami inflasi MtM sebesar 0,24 persen, dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 106,1. Dibanding Januari, inflasi Februari mengalami penurunan" jelas Hendra, Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kota Jambi, Senin, 4 Maret 2024.

Lebih detail, Hendra menyebutkan bahwa, perbandingan inflasi antar tahun selama tiga tahun terakhir di Kota Jambi, bergerak cukup fluktuatif. Di mana Pada Februari 2024, tingkat inflasi YoY Kota Jambi sebesar 3,15 persen.

Sementara Februari 2023 dan Februari 2022 masing-masing sebesar 6,83 persen dan 1,73 persen. Sedangkan tingkat inflasi YtD Kota Jambi pada Februari 2024 sebesar 0,92 persen.

Sementara Februari 2023 dan Februari 2022 masing-masing sebesar 0,69 persen dan 0,27 persen.

Selanjutnya, untuk tingkat inflasi MtM Kota Jambi Februari 2024 sebesar 0,24 persen.

“Sementara Februari 2023 dan Februari 2022 masing-masing mengalami deflasi sebesar -0,22 persen dan -0,85 persen," beber Hendra.

Inflasi Februari Kota Jambi jelasnya, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada 10 kelompok pengeluaran.

Yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 2,24 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, kelompok transportasi sebesar 0,28 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,21 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen.

Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,12 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,01 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,09 persen, kelompok penyediaan makanan, minuman dan restoran sebesar 0,12 persen.

"Yang menjadi perhatian dalam pembentukan inflasi Kota Jambi bulan Februari, andil terbesar dan sangat dominan penyumbang inflasi berasal dari kelompok pengeluaran makanan minuman dan tembakau, yaitu sebesar 2,24 persen,” jelasnya.

Komoditas utama dari kelompok ini lanjut Hendra, memberikan andil terhadap terjadinya inflasi antara lain, beras 0,49 persen, daging ayam ras 0,48 persen, cabai merah 0,39 persen, tarif air minum PAM 0,18 persen, angkutan udara 0,17 persen dan rokok sigaret kretek mesin 0,16 persen.

“Kemudian tomat 0,15 persen, bawang putih 0,13 persen, emas perhiasan 0,08 persen, dan jeruk 0,06 persen," sebut Sekretaris TPID Kota Jambi itu.

Meski mengalami inflasi, tambah Hendra, penurunan angka inflasi ini patut disyukuri karena dalam beberapa bulan terakhir, Kota Jambi dibayangi dengan trend kenaikan signifikan beberapa komoditas Volatile Food (VF) penyumbang inflasi. 

"Sejak akhir tahun hingga Februari, kita terus berjuang mengendalikan beberapa komoditas volatile food yang fluktuatif naik dan turun, seperti cabai. Namun alhamdulillah cabai tidak signifikan menyumbang kenaikan,” jelasnya.

Khusus beras, kata dia, kenaikan harga beras premium memang dampak imbas dari el nino tahun lalu.

Namun harga telah mulai berangsur turun, karena pasokan mulai stabil dan intervensi pemerintah melalui operasi pasar bersama Bulog.

“Khusus beras medium, menunjukkan hasil yang baik, mulai berdampak terhadap stabilisasi harga di pasaran," ungkap Hendra.

Hendra juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik menyikapi kenaikan harga komoditas di pasaran, yang akan berdampak pada fenomena "panic buying" di tengah masyarakat.

"Dalam kesempatan ini kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan termakan isu kelangkaan beras, cabai dan sebagainya, sehingga menyebabkan panic buying, yang kemudian berimbas harga naik di pasaran,” harapnya.

“Kami pastikan stok beras tersedia dan aman. Stok beras Bulog tersedia 9.100 ton, itu cukup dan aman hingga enam bulan kedepan. Begitu pula dengan minyak goreng, gula, daging beku dan tepung,” jelasnya.

Khusus cabai, Pemkot terus memenuhi ketersediaan pasokan dengan kerjasama dengan beberapa daerah penghasil.

“InsyaAllah kita terus menjaga stabilisasi harga di pasaran. Masyarakat silahkan berbelanja bijak, sesuai kebutuhan," pungkasnya.(*)



Pewarta: Rizal